Posted by Unknown at 5:30 AM
Read our previous post
Beberapa minggu yang lalu, FORBES kembali menerbitkan daftar tahunan untuk 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia. Dari 100 wanita yang ditampilkan dalam majalah bergengsi tersebut, terdapat 11 wanita berkulit hitam, yang tiga di antaranya berasal dari Afrika. Mereka termasuk pemimpin politik, eksekutif perusahaan, pimpinan organisasi non-pemerintah, pejabat pemerintah dan istri presiden. Inilah 11 wanita berkulit hitam yang paling berpengaruh di dunia versi majalah FORBES.
1. Michelle Obama, First Lady Amerika
Istri Presiden Barack Obama ini berhasil memanfaatkan platformnya
sebagai ibu negara untuk memerangi obesitas dan mempromosikan pola makan
dan gaya hidup sehat. Kecerdasan wanita kelahiran 17 Januari 1964 ini
juga tak diragukan lagi. Dibesarkan di South Side Chicago, Michelle
berhasil lulus dari sekolah hukum bergengsi Harvard dan kemudian bekerja
di firma hukum Sidley Austin, di mana ia kemudian bertemu calon
suaminya, Barack Obama. Selanjutnya, ia pun bekerja sebagai bagian dari
staf Walikota Chicago Richard M. Daley dan University of Chicago Medical
Center.
2. Oprah Winfrey, presenter kawakan Amerika
Pada tahun 2011, Oprah memutuskan untuk mengakhiri The Oprah Show
setelah 25 tahun menjadi presenter acara talk show yang tidak hanya
sukses di Amerika tetapi juga dunia. Ia bahkan masih menjadi salah satu
raja media yang paling dihormati di dunia. Oprah juga dikenal sebagai
salah satu wanita paling filantropi di dunia. Dia bahkan telah
mengibahkan lebih dari USDÂ 400 juta (Rp 3,9 T) selama perjalanan
karirnya, termasuk menghabiskan sekitar USD 100 juta (Rp 980 miliar)
untuk Oprah Winfrey Leadership Academy for Girls di Afrika Selatan.
3. Beyonce, musisi Amerika
Istri Jay-Z ini berhasil menghimpun pundi-pundi kekayaannya dari
penjualan albumnya yang hit dan line pakaiannya yang bernama House of
Dereon. Kontraknya dengan Pepsi bahkan mencapai USD 50 juta (Rp 490
miliar). Beyonce juga dikenal sebagai salah satu musisi terlaris
sepanjang masa, ia bahkan telah menerima 17 penghargaan Grammy.
4. Rosalind Brewer, Presiden dan CEO Sam's Club, Wal-Mart Stores
Rosalind adalah CEO Sam's Club, keanggotaan klub diskonto dan
pengecer terbesar ke-8 di Amerika Serikat. Wal-Mart memiliki 6.200
lokasi di Amerika Serikat, Brasil dan China dan memiliki lebih dari 47
juta anggota. Rosalind, 50, diangkat pada bulan Januari tahun lalu
sebagai Presiden Sam's Club. Sebagai mantan eksekutif di Kimberly-Clark,
ia bergabung dengan Wal-Mart pada tahun 2006.
5. Ursula Burns, CEO Xerox, Amerika
Di bawah kepemimpinan Ursula, Xerox telah mengubah citranya sebagai
produsen printer untuk bisnis layanan penuh. Pada tahun 2010, Xerox
mengakuisisi bisnis outsourcing perusahaan Affiliated Computer Services
(ACS). Xerox sekarang mendapatkan setengah dari total pendapatan dari
bisnis jasa seperti mengelola transaksi tiket elektronik, jalan tol, dan
meter parkir. Menariknya, Ursula mengawali karirnya di Xerox mulai dari
bawah yakni dengan mengikuti program magang musim panas di Xerox pada
tahun 1980. Ia lalu bergabung dengan perusahaan tersebut secara fulltime
setahun kemudian setelah mendapat gelar Master di bidang teknik mesin
di Universitas Columbia. Ia menjadi Wakil Presiden pada tahun 2000 dan
diberi gelar CEO pada tahun 2009.
6. Joyce Banda, Presiden Malawi
Joyce melalui setahun kepemimpinannya sebagai presiden wanita pertama
Malawi dengan mendorong pemulihan hubungan dengan komunitas donor
internasional. Malawi adalah salah satu negara termiskin di Afrika yang
sangat bergantung pada bantuan asing untuk sekitar 40% dari
pendapatannya. Joyce bahkan telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia
demi membujuk lembaga keuangan global untuk mengembalikan harta Malawi
yang dibekukan selama rezim pendahulunya, Bingu Wa Mutharika. Tetapi
sayang, keputusannya untuk mendevaluasi mata uang Malawi sebesar 50% -
untuk memenuhi persyaratan IMF - mengakibatkan naiknya biaya makanan dan
bahan bakar dan protes pun kemudian meluas.
7. Ertharin Cousin, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB, Amerika Serikat
Pada bulan April 2012, Ertharin diangkat sebagai direktur eksekutif
organisasi kemanusiaan terbesar di dunia. Tugasnya adalah mengawasi
lebih dari 15.000 stafnya di sekitar 78 negara yang berbeda dalam upaya
meningkatkan kesadaran dan memberikan solusi bagi masalah pangan seperti
kelaparan, rawan pangan, dan gizi buruk. Pada tahun pertamanya,
Ertharin dan stafnya fokus dalam memerangi kelaparan yang disebabkan
oleh kekeringan di Afrika Barat dan perang sipil di Suriah.
8. Helene Gayle, Presiden dan CEO CARE, Amerika Serikat
Pada tahun 2006, Helene ditunjuk sebagai Presiden dan Chief Executive
Officer dari CARE Amerika, sebuah organisasi kemanusiaan terkemuka yang
aktif memperjuangkan kemiskinan di 87 negara. Tahun lalu, selama krisis
pangan di wilayah Sahel, Afrika Barat, yang menewaskan jutaan orang
yang membutuhkan bantuan darurat, Helene memimpin CARE untuk membantu
Chad, Niger dan bahkan Mali, dan lebih dari 750.000 orang yang
membutuhkan bantuan darurat dalam menyediakan akses terhadap pangan
serta meningkatkan akses terhadap air, sanitasi dan kebersihan. Tahun
lalu, CARE berhasil membantu lebih dari 83 juta orang di 84 negara
dengan anggaran sebesar USD 586 juta (Rp 5,7 T) untuk menghadapi bencana
alam, perubahan iklim dan penyebab lain dari kemiskinan global.
9. Ngozi Okonjo-Iweala, Menteri Keuangan Nigeria
Nigeria adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di
Afrika dengan hampir USD 50 miliar (Rp 490 T) dalam cadangan devisa.
Pada tahun 2011, Ngozi Okonjo-Iweala, seorang ekonom dan administrator
berpengalaman dari Nigeria meninggalkan posisinya sebagai managing
director di Bank Dunia untuk mengemban tugas sebagai menteri keuangan
Nigeria setelah didesak oleh Presiden Nigeria Goodluck Jonathan.
10. Risa Lavizzo-Mourey, Presiden dan CEO, Robert Wood Johnson Foundation
Risa mengepalai Robert Wood Johnson Foundation, sebuah yayasan
kesehatan terbesar di Amerika. Dia menjadi CEO pada tahun 2003 dan
bertugas mengawasi sekitar 800 hibah, dengan total sumbangan USD 10
miliar (Rp 98 T) dan pengeluaran tahunan sebesar USD 350 juta (Rp 3,4 T)
untuk meningkatkan kesehatan dan perawatan kesehatan. Risa adalah
wanita pertama yang menjabat sebagai kepala yayasan di Amerika.
11. Ellen Johnson-Sirleaf, Presiden Liberia
Ellen Johnson-Sirleaf adalah presiden perempuan pertama di Afrika
yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2011 untuk usahanya
mempromosikan rekonsiliasi Liberia dan menebus sejarah perang sipil
Liberia. Dia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua di tahun yang
sama, meski dirinya telah mengingkari janjinya yang menyebutkan bahwa ia
hanya akan menjabat satu kali. Meski demikian, ekonom lulusan Harvard
ini telah memerintah Liberia dengan baik.
Inilah sebelas wanita kulit hitam yang berpengaruh di dunia. Terlepas dari ras, suku, ataupun dari mana mereka berasal, sebelas wanita ini telah menunjukkan pada dunia bahwa mereka berhasil membawa perubahan dan kesejahteraan yang tidak hanya dinikmati satu-dua orang melainkan jutaan orang di dunia.
Inilah sebelas wanita kulit hitam yang berpengaruh di dunia. Terlepas dari ras, suku, ataupun dari mana mereka berasal, sebelas wanita ini telah menunjukkan pada dunia bahwa mereka berhasil membawa perubahan dan kesejahteraan yang tidak hanya dinikmati satu-dua orang melainkan jutaan orang di dunia.
No comments:
Post a Comment