Posted by Unknown at 4:44 AM
Read our previous post
Eko Pratomo Suyatno,
siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di
koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah
seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga
seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di
negeri ini.
Dalam posisinya seperti sekarang
ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk
dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan
menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Namun ada sisi
kesehariannya yang luar biasa!!!!
Usianya sudah tidak muda lagi, 60
tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak
Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka
menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
Dari isinilah awal cobaan itu
menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya
lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,
menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa
tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari sebelum berangkat kerja
Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan
mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV
agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat
bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak
Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat
pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
Sorenya adalah jadwal memandikan
istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya
nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun
begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang
diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas
ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka.
Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih
kuliah.
Pada suatu hari…saat seluruh anaknya
berkumpul di rumah menjenguk ibunya-- karena setelah anak-anak mereka
menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing- - Pak Suyatno
memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan
hanya satu 'agar semua anaknya dapat berhasil'.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:
"Pak kami ingin sekali merawat ibu,
semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun
keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami
menjaga ibu." Sambil air mata si sulung berlinang.
"Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,
kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak,
dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak,
kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Si Sulung melanjutkan permohonannya.
"Anak-anakku. ..Jikalau perkawinan
dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah
lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah
lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya
tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan
penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba
kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ??
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian
menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang
lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit." Pak Suyatno menjawab
hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya.
Sejenak meledaklah tangis anak-anak
Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk
mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat
dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno
diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber
dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu
bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa
apa-apa....disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di
studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita :
"Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam
perkimpoiannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi
pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar
merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan
mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia
sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan
ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya
apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia
sakit..." Sambil menangis.
"Setiap malam saya bersujud dan
menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas
sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan
dan mendengar rahasia saya...BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA
SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH".
Sumber: http://ajangkompetisi.com/general-competition/lomba-blog-trend-media-sosial-2012-di-indonesia
No comments:
Post a Comment