Posted by Unknown at 4:45 AM
Read our previous post

Keajaiban Kasih Sayang - “Maka
 disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap 
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah 
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS Ali Imran [3]: 159).
Salah satu ajaran akhlak yang
 paling utama bagi seorang Muslim adalah sikap kasih sayangnya. Ini 
mengingat Islam merupakan rahmatan lil alamin, agama yang mencurahkan 
kasih sayang bagi seluruh alam. Ajaran yang membebaskan manusia dari 
jeratan nafsu angkara menuju perdamaian yang menyejukkan.
Sederet
 manusia keras telah menjadi palang pintu utama perjuangan syiar setelah
 mendapat sentuhan lembut Islam. Antara lain, Umar bin Khathab yang 
berjuluk Singa Padang Pasir. Cahaya hidayah
 membuat keberaniannya bernilai ibadah di medan juang.
Khalid
 bin Walid, sebelum bersyahadat ia adalah lakon penting di balik 
kekalahan kaum Muslimin di medan perang Uhud. Tapi, bukan hunusan pedang
 yang membuatnya bertekuk lutut, namun kelembutan dakwahlah kemudian 
mengubahnya sebagai pejuang Mukmin sejati.
Rasulullah SAW tak
 membutuhkan kilatan pedang untuk menundukkan orang yang berhati keras. 
Cukup menyiraminya dengan kasih sayang. Pesona kelembutan sanggup 
melelehkan hati yang membatu sekalipun.
Yusuf
 Ali melukiskan bahwa karena sifat Rasulullah SAW yang begitu lemah 
lembut, menyebabkan semua orang menaruh rasa sayang kepadanya. Inilah 
salah satu rahmat Allah SWT.
Tak
 pernah ada yang lebih berharga bagi Rasulullah SAW daripada sifat yang 
lemah lembut penuh kasih sayang, dan kesabaran yang begitu besar 
menghadapi kemarahan manusia.
Islam
 sangat memerhatikan kecerdasan sosial umatnya. Di manapun berada, 
kehadiran seorang Muslim hendaknya menjadi penyejuk yang mendamaikan. 
Kedatangannya dinanti dengan penuh harapan, kepergiannya ditunggu untuk 
kembali.
Bukankah
 agama mulia ini berkembang pesat berkat perilaku santun pemeluknya yang
 lekas menarik simpati berupa untaian indah akhlak dan kepedulian tinggi
 terhadap lingkungan. Etika sosial sangat dijaga. Harkat kemanusiaan 
tetap terpelihara dalam bingkai kasih sayang.
Andai
 dikedepankan cara-cara kekerasan, maka betapa banyak lahir barisan yang
 rajin memupuk dendam. Keharmonisan menjadi sesuatu yang sulit digapai. 
Karena itu, bulan Ramadhan merupakan momentum tepat untuk meningkatkan saling kasih sayang.
 

 


No comments:
Post a Comment