Posted by Unknown at 8:25 PM
Read our previous post
Tersebutlah ada seorang pendeta tinggal disebuah gereja kecil dekat kota Busra. Sebelumnya ia tidak pernah dia melayanai para pedagang dari Mekah yang berdagang di kota itu.Hingga pada suatu hari, pendeta bernama Bahira itu menyaksikan suatu keanehan. Berupa satu pertanda yang telah dikabarkan dalam kitab kepercayaannya.
Bahira menyaksikan sesuatu yang tidak disadari pendeta lain pada sekelompok pedagang Quraisy dari Mekkah. Bahira mengamati segumpal awan yang terus mengiringi kemanapun kelompok itu pergi.
Ketika kelompok pedagang itu berhenti untuk beristirahat, awan yang sama telah melindungi pohon yang dibawahnya sedang duduk berteduh seorang anak lelaki berusia 12 tahun.
Bahkan, ranting-ranting pohon itu turut tunduk merendang untuk melindungi anak itu dari terik mentari. Bahira tidak menunggu lama. Segera dijemputnya rombongan itu menghadiri jamuan di rumahnya.
Para pedagang itu merasa heran bila seorang pendeta gereja mengundang mereka sebagai tamunya. Tujuan Bahira hanya satu. Ingin melihat muka dengan anak lelaki itu. Ia ingin memastikan apakah tanda yang disebut dalam kitab amalannya sesuai dengan ciri anak tersebut.
Ketika sudah berhadapan, lalu Bahira bertanya tentang Latta dan Uzza, berhala yang disembahnya.
"Demi Tuhan, tidak ada hal yang lebih aku benci selain mereka", jawab anak lelaki itu.
Lalu Bahira tanyakan beberapa pertanyaan lain. Jawaban yang diberi anak itu meyakinkan Bahira, inilah dia utusan terakhir yang ditunggu-tunggu seperti yang disebut dalam kitab kepercayaannya.
Bahira turut melihat belakang tubuh anak itu. Tanda yang dicarinya jelas. Memang benar, inilah orangnya!
Dengan segera dia memanggil paman anak lelaki itu. Bahira menyarankan agar anak itu segera dibawa pulang dan dilindungi.
Kata Bahira: "Jika Yahudi melihat segala apa yang aku saksikan pada anak ini, mereka akan melukai bahkan akan membunuh anak ini karena kelak dia akan mendapat amanah dan tanggung jawab besar untuk memimpin manusia. Segeralah engkau membawanya pergi dari kota ini!".
Peristiwa di atas sebenarnya terkait dengan Muhammad. Nabi akhir junjungan umat Islam. Ketika itu, beliau berusia 12 tahun dan kali pertama mengikuti pamannya, Abu Thalib pergi berdagang ke negeri Syam.
Dalam beberapa kisah lain, pendeta Bahira turut dikenal dengan nama George yaitu orang pertama yang mendeteksi tanda kenabian beliau
Kawasan gurun Buqa'awiyya di Jordan hanyalah dataran tandus yang dipenuhi debu pasir. Tidak ada pepohonan mampu hidup di daerah berpasir itu.
Namun, di sebuah tempat terpencil ditengah-tengah padang pasir itu, tampak sebuah pohon yang rindang dan lebat daunnya. Hanya pohon itu satu-satunya tumbuhan yang mampu hidup di tanah gersang itu.
Usia pohon itu ribuan tahun lamanya. Ia hanya pohon biasa namun diselimuti keistimewaan sebagai bukti kebesaran Allah. Pohon itu dijuluki 'The Only Living Sahabi' atau 'Sahabat Nabi yang masih hidup'.
Disebutkan bahwa, itulah 'pohon borton' yang memayungi Rasulullah sewaktu duduk beristirahat di bawahnya ketika mengikuti pamannya berdagang seperti kisah diatas.
Ajaibnya, 'pohon borton' ini masih hidup sampai hari ini. Ada penelitian di Yordania yang membuktikan usia pohon ini sudah melebihi 1.400 tahun.
Kisah pohon borton ini yang dikaitkan dengan pertemuan seorang pendeta Kristen dan Muhammad sewaktu kecil turut dituangkan dalam sebuah dokumenter pendek berjudul 'The Blessed Tree'.
Ia juga mendapat perhatian luas dari para sejarawan Islam terkemuka seperti Ibnu Hishanm, Ibnu Sa'ad dan Al-Tabari.
Namun, ada juga yang mengaitkan pohon tua ini dengan kisah Baginda sewaktu berdagang kali kedua ke negeri Syam. Usia beliau saat itu 25 tahun, membawa barang dagangan milik Khadijah (yang kemudian menjadi istri beliau).
Dikisahkan pembantu Khadijah yaitu Maisara yang turut serta dalam kelompok itu telah menyaksikan berapa keanehan. Antaranya ketika seorang pendeta Nasrani menanyakan gerangan Muhammad yang saat itu sedang duduk beristirahat di bawah pohon rindang.
Kata pendeta itu, hanya seorang nabi yang telah disebut kedatangannya dalam kitab Taurat dan Injil yang mampu duduk di bawah pohon yang memayunginya ketika itu. Namun, tidak yakin apakah itu pohon sama seperti kisah pertama tadi.
Keberadaan pohon itu di zaman ini bagaikan satu bukti yang menyaksikan kecintaan sebatang pohon terhadap junjungan terakhir umat Islam. Subhanallah.
Masih tidak percaya? Anda bisa berkunjung ke Jordan. Lokasi pohon yang juga dijuluki 'The Tree of Rasulullah' ini terletak dipadang pasir Buqa'awiyya, 170 kilometer dari kota Amman.
Di kota kecil bernama Azraq, ada transportasi yang bisa disewa untuk membawa pengunjung ke pohon itu. Namun tidak banyak yang sanggup pergi ke situ karena perjalanan yang sulit melintasi padang pasir.
The Only Living Sahabi merupakan salah satu kawasan yang dijaga oleh pemerintah Yordania karena diberitakan sebagai salah satu harta warisan sejarah negara itu.
No comments:
Post a Comment