Posted by Unknown at 4:40 AM
Read our previous post
Sangat menyedihkan jika kita kehilangan orang yang dicintai. Rasanya separuh nyawa ikut melayang. Namun apa benar manusia memang bisa mati karena patah hati? Ternyata bisa.
Ada kondisi yang disebut dengan sindrom patah hati, serangan jantung mendadak yang dialami seseorang setelah menderita trauma emosional. Dokter asal Jepang adalah orang pertama yang mengetahuinya pada tahun 1990 silam.
Untungnya, sindrom patah hati itu cukup jarang dan kebanyakan hanya ditemukan pada wanita pasca-menopause. Sindrom patah hati sekilas mirip dengan penyakit jantung. Namun sebenarnya yang terjadi di dalam jantung antara dua kondisi tersebut cukup berbeda.
Penyakit jantung terjadi jika otot jantung kekurang suplai oksigen karena penggumpalan darah. Sementara sindrom patah hati disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk memompa karena pengaruh hormon dari efek trauma emosional.
Sebagaimana dilansir dari ABC News, tidak jelas kenapa wanita pasca-menopause lebih berisiko terkena sindrom patah hati. Peneliti menduga hormon adalah penyebabnya.
Beberapa faktor yang memicu stres bisa menyebabkan sindrom patah hati, demikian menurut penelitian dari John Hopkins Hospital pada tahun 2005 silam. Namun tahukah Anda, stres yang diakibatkan rasa sedih bukan satu-satunya pemicu sindrom patah hati. Kaget karena kejutan di hari ulang tahun pun bisa menyebabkan kondisi tersebut!
Kabar baik lainnya adalah, sindrom patah hati tidak terlalu fatal dan kebanyakan orang bisa sembuh dari kondisi itu.
Untuk pencegahannya, sebisa mungkin hindari hal-hal yang berbau terlalu menyenangkan atau menyedihkan. Sebab segala sesuatu yang berlebihan sifatnya memang buruk, setuju?
No comments:
Post a Comment