Posted by Unknown at 4:52 AM
Read our previous post
Bank Indonesia mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan pelemahan nilai tukar mata uang Jepang yang saat ini terjadi lantaran stimulus dari Bank Sentral Jepang.
Direktur Departemen International Bank Indonesia Tirta Sagara mengatakan, BI malah lebih memperhatikan pertumbuhan ekonomi Jepang.
"Karena kalau Jepang ekonominya tumbuh membaik, mudah-mudahan bisa membantu ekonomi Indonesia juga. Kita bisa ekspor komoditi ke Jepang," kata Tirta di Gedung Bank Indonesia, Jumat (22/2).
Menurut Tirta, pelemahan Yen secara tidak langsung menguntungkan Indonesia, karena beberapa utang dalam denominasi Yen bisa dibayarkan lebih murah. "Kalau Yen melemah kan costnya lebih rendah, utangnya lebih murah," imbuh Tirta.
Menurut data Bank Indonesia, total utang luar negeri Indonesia ke Jepang untuk tahun 2012 tercatat setara dengan USD 37,75 juta atau menurun dari tahun 2011 yang setara dengan USD 42,38 juta.
Terkait dengan kekhawatiran meningkatnya aktivitas impor yang akan semakin tinggi seiring melemahnya nilai tukar Yen, Tirta mengatakan pelemahan Yen tidak akan meningkatkan aktivitas impor dari Jepang karena Jepang telah memindahkan aktivitas produksinya ke Indonesia.
"Malah Jepang, sejak Jepang dan China berseteru, dia kan relokasi pabrik-pabriknya yang di China dipindahin ke kita di sini. Karena pabriknya sudah di sini. Bukan kita impor dari sananya dan dibayar pakai Yen karena lebih murah," jelas Tirta.
Nilai tukar Yen memang cenderung terus melemah. Berdasarkan data BI,per 31 Januari, kurs jual untuk JPY 100 sebesar Rp 10.729 dan kurs beli Rp 10.621. Sehari kemudian, kurs jual turun menjadi Rp 10.625 dan beli Rp 10.515.
Selama seminggu terakhir, masih terjadi volatilitas nilai tukar. Pada Senin (18/2), kurs jual turun lebih rendah ke posisi Rp 10.333 dan beli Rp 10.230. Adapun per Jumat (22/2), kurs jual menguat ke Rp 10.478 dan beli Rp 10.371.
No comments:
Post a Comment