Posted by Unknown at 5:09 AM
Read our previous post
Ketika teknologi sudah semakin maju pesat, banyak penggunanya justru memanfaatkan perangkat yang tawarkan kecanggihan tinggi untuk melakukan hal-hal yang kurang senonoh.
Baru-baru ini ada kabar yang menyebutkan bahwa seorang pemuda bernama Solikin (23) dilaporkan ke polisi karena merekam 4 mahasiswi saat mandi dengan menggunakan telepon seluler.
Tentu saja dari aksi tersebut, Solikin harus berurusan dengan hukum dan menurut pihak kepolisian, terlapor dapat dijerat dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dengan ancaman maksimal 14 tahun penjara.
Menjadi suatu hal yang ironis ketika teknologi kamera mobile yang diciptakan untuk membantu penggunanya dalam mengabadikan momen yang dia kehendaki justru digunakan dalam hal yang negatif.
Aksi perekaman atau dalam bahasa Inggris disebut dengan voyeur ini ternyata tidak berlaku di Indonesia saja. Jepang, Inggris dan banyak negara maju juga tak luput dari permasalahan yang sama.
Voyeurisme ini dari tahun ke tahun tetap tidak berkurang bahkan lebih hebat dari sebelum-sebelumnya karena para pelaku justru merasa terbantu dengan diciptakannya perangkat berteknologi tinggi, mudah digunakan dan portable.
Banyak negara yang sudah memberlakukan undang-undang bagi siapa saja yang mengambil foto secara ilegal, namun hal tersebut sepertinya tidak berpengaruh sama sekali.
Bahkan banyak aplikasi yang menjurus ke pornografi beredar di internet seperti aplikasi kamera infrared yang dapat memperlihatkan seorang wanita atau pria dalam keadaan tanpa busana apabila difoto dengan menggunakan kamera plus aplikasi tersebut.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harris Interactive pada tahun 2011 silam menyebutkan bahwa sekitar 10% pengguna mobile di Amerika Serikat memanfaatkan kecanggihan kamera dalam gadgetnya untuk mengabadikan bahkan merekam seorang cantik dan seksi di sekitarnya.
Bahkan tidak jarang para pelaku justru mengunggah hasil aksinya tersebut ke internet.
Akhirnya, menjadi suatu perdebatan dan beberapa pihak menyalahkan teknologi akan maraknya aksi voyeurisme ini. Para psikolog digital berpendapat bahwa teknologi saat ini sudah jauh menerobos sisi privasi manusia.
Menjadi suatu yang dilematis, apa atau siapa yang patut disalahkan atas hal ini? Pengguna perangkat mobile yang mesum ataukah teknologi yang justru memberi sarana mudah untuk berbuat mesum?
Sumber: Procamera-App.com (2012), Dailymail.co.uk (2012), Mobilovesme.com, Thetechherald.com (2011), Sync.co (2011)
No comments:
Post a Comment