Posted by Unknown at 7:51 AM
Read our previous post
Para peneliti telah menemukan jenis virus terbesar yang
pernah ada. Virus ini diberi nama virus pandora, terinspirasi dari
bentuknya yang menyerupai guci Yunani dan mengingatkan para peneliti
dengan kotak pandora. Penemuan ini telah dijelaskan secara rinci dalam
jurnal Science, Jumat (19/7/2013).
Diberitakan NBC News, Jumat (19/7/2013), virus pandora dinobatkan sebagai virus terbesar karena memiliki sekitar 2.500 gen dan memiliki ukuran yang mencapai bilangan mikrometer atau sekitar seperseratus dari lebar rambut manusia. Ukuran ini jauh lebih besar dari mimivirus yang berukuran maksimal 700 nanometer dan hanya memiliki 1.000 gen.
Virus pandora sebenarnya sudah ditemukan sejak 13 tahun yang lalu, tetapi pada saat itu mereka diduga bakteri. Dua jenis virus pandora (saat itu bakteri) ditemukan terdapat dalam tubuh Amoeba. Pandoravirus salinus, digali di muara Sungai Tunquen lepas pantai Chile tengah. Sementara yang lain, disebut Pandoravirus dulcis, berdiam di dasar kolam air tawar dangkal dekat Melbourne, Australia.
"Penemuan ini sudah pasti akan mematahkan dasar pemikiran kami tentang virus. Kami memang sudah siap untuk menemukan virus baru yang memiliki gen di kisaran 1.000 buah, namun tidak untuk yang memiiki gen dua kali lipat dari angka itu. Hal ini benar-benar menunjukkan jika kita tidak mengetahui apa pun mengenai batas yang mungkin dapat mereka capai," kata Chantal Abergel, pemimpin riset di French National Center for Scientific Research di Marseille.
Amoeba, yang merupakan inang virus dalam penemuan ini, akan mati dua sampai empat jam setelah menelan virus pandora. Setelah berhasil menguasai tubuh amoeba, virus akan berkembang biak hingga menjadi 100 virus.
Para peneliti yakin jika sebenarnya amoeba bukanlah sasaran utama yang digunakan oleh virus sebagai inang untuk berkembang biak. Virus lebih sering menggunakan tubuh ganggang.
Lebih dari 93 persen gen yang ada pada virus pandora belum pernah diketahui sebelumnya. Analisis genom menunjukkan bahwa mereka tidak terkait dengan famili virus lain. Adanya 2.500 gen yang terdapat pada virus pandora masih menjadi misteri hingga saat ini.
Sebuah pemikiran kontroversial menyatakan bahwa mungkin saja virus, baik yang berukuran kecil atau raksasa, merupakan keturunan dari sel yang mengalami penyusutan materi genetik.
"Parasit jenis apa pun menganut proses universal yang dinamakan penyusutan genom. Mereka mungkin saja kehilangan beberapa gen, namun hal ini tidak membahayakan karena inang mereka dapat menggantikan fungsi dari gen yang hilang itu. DNA yang dimiliki virus kecil maupun raksasa mungkin telah menyusut dari yang dimiliki sel nenek moyang mereka, namun hanya berbeda pada tingkatan jumlahnya," ujar Jean Michel Claverie, kepala Structural and Genomic Information Laboratory di Marseille, Perancis.
Virus adalah makhluk yang tidak dapat dikategorikan sebagai makhluk hidup ataupun benda mati. Sifat-sifat yang ada pada virus menempatkannya untuk berada di antara dua kategori tersebut. Penemuan ini membuat batasan antara makhluk hidup (sel) dan virus menjadi semakin kabur.
"Penelitian yang selanjutnya mungkin dapat memunculkan bentuk perantara kehidupan di antara virus dan sel, membangun kontinuitas di antara keduanya," ujar Abergel.
Diberitakan NBC News, Jumat (19/7/2013), virus pandora dinobatkan sebagai virus terbesar karena memiliki sekitar 2.500 gen dan memiliki ukuran yang mencapai bilangan mikrometer atau sekitar seperseratus dari lebar rambut manusia. Ukuran ini jauh lebih besar dari mimivirus yang berukuran maksimal 700 nanometer dan hanya memiliki 1.000 gen.
Virus pandora sebenarnya sudah ditemukan sejak 13 tahun yang lalu, tetapi pada saat itu mereka diduga bakteri. Dua jenis virus pandora (saat itu bakteri) ditemukan terdapat dalam tubuh Amoeba. Pandoravirus salinus, digali di muara Sungai Tunquen lepas pantai Chile tengah. Sementara yang lain, disebut Pandoravirus dulcis, berdiam di dasar kolam air tawar dangkal dekat Melbourne, Australia.
"Penemuan ini sudah pasti akan mematahkan dasar pemikiran kami tentang virus. Kami memang sudah siap untuk menemukan virus baru yang memiliki gen di kisaran 1.000 buah, namun tidak untuk yang memiiki gen dua kali lipat dari angka itu. Hal ini benar-benar menunjukkan jika kita tidak mengetahui apa pun mengenai batas yang mungkin dapat mereka capai," kata Chantal Abergel, pemimpin riset di French National Center for Scientific Research di Marseille.
Amoeba, yang merupakan inang virus dalam penemuan ini, akan mati dua sampai empat jam setelah menelan virus pandora. Setelah berhasil menguasai tubuh amoeba, virus akan berkembang biak hingga menjadi 100 virus.
Para peneliti yakin jika sebenarnya amoeba bukanlah sasaran utama yang digunakan oleh virus sebagai inang untuk berkembang biak. Virus lebih sering menggunakan tubuh ganggang.
Lebih dari 93 persen gen yang ada pada virus pandora belum pernah diketahui sebelumnya. Analisis genom menunjukkan bahwa mereka tidak terkait dengan famili virus lain. Adanya 2.500 gen yang terdapat pada virus pandora masih menjadi misteri hingga saat ini.
Sebuah pemikiran kontroversial menyatakan bahwa mungkin saja virus, baik yang berukuran kecil atau raksasa, merupakan keturunan dari sel yang mengalami penyusutan materi genetik.
"Parasit jenis apa pun menganut proses universal yang dinamakan penyusutan genom. Mereka mungkin saja kehilangan beberapa gen, namun hal ini tidak membahayakan karena inang mereka dapat menggantikan fungsi dari gen yang hilang itu. DNA yang dimiliki virus kecil maupun raksasa mungkin telah menyusut dari yang dimiliki sel nenek moyang mereka, namun hanya berbeda pada tingkatan jumlahnya," ujar Jean Michel Claverie, kepala Structural and Genomic Information Laboratory di Marseille, Perancis.
Virus adalah makhluk yang tidak dapat dikategorikan sebagai makhluk hidup ataupun benda mati. Sifat-sifat yang ada pada virus menempatkannya untuk berada di antara dua kategori tersebut. Penemuan ini membuat batasan antara makhluk hidup (sel) dan virus menjadi semakin kabur.
"Penelitian yang selanjutnya mungkin dapat memunculkan bentuk perantara kehidupan di antara virus dan sel, membangun kontinuitas di antara keduanya," ujar Abergel.
No comments:
Post a Comment