Posted by Unknown at 5:27 AM
Read our previous post
Allah
di dalam Al-Qur'an banyak menjelaskan mengenai tanda-tanda orang-orang
kafir dan munafik. Di banyak tempat dikatakan bahwa kita dapat melihat kebohongan dan kemunafikan mereka dapat dilihat melalui tanda-tandanya.
Namun siapa yang dapat mengira, apa yang disampaikan di dalam Al-Qur'an
15 abad yang lalu, telah di aplikasikan dimasa sekarang sebagai metode
untuk mendeteksi kebohongan seseorang. Al-Qur'an, dengan menggunakan
bahasa dan pemilihan kata yang mampu di terima oleh orang-orang pada
masa diturunkannya dan tetap dapat diterima dimasa sekarang serta dapat
dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan, menjelaskan adanya lima
metode yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kebohongan seseorang.
Kelima metode tersebut adalah sebagai berikut :
Polygraph - apa yang ada di dalam dada
[11:5]
Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka
untuk menyembunyikan diri (innahum yatsnuuna shuduurahum) daripadaNya .
Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah
mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati (innahu 'alimimun
bidzaati l-suduuri).
Metode
pertama yang diberitahukan salah satunya terdapat dalam surah Hud ayat 5
di atas, yaitu bagaimana orang-orang munafik ketika menyembunyikan
kebohongan mereka di kiaskan dengan "innahum yatsnuuna shuduurahum" --
"sesungguhkan mereka memalingkan dada mereka". Hal ini diperjelas di
akhir ayat di atas dengan mengatakan "innahu 'alimimun bidzaati
l-shuduuri" -- "sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang ada di dalam
dada". Jadi metode pertama adalah dengan melakukan pendeteksian di dalam
dada.
Metode
pendeteksian yang paling populer yang ada saat ini adalah cara
pendeteksian dengan polygraph. Pendeteksian dengan cara ini dengan cara
mendeteksi reaksi autonomik atau sistem saraf periferal. Metode ini juga
mempertimbangkan laju respirasi (pernafasan), tekanan darah, dilatasi
kapilar, detak jantung, dan juga pergerakan otot. Sebagian besar dari
sistem peredaran, pernafasan dan sistem saraf perferal di atur oleh
organ-orang dan saraf yang berada "di dalam dada - bidzaati l-shuduuri".
Di dalam metode ini, orang yang akan di deteksi kebohongannya akan di
tempeli alat di dada dan tangan mereka yang kemudian akan menghasilkan
data polygraph untuk kemudian di baca oleh ahli polygraph.
Di
dalam postingan "Al-Qur'an Menyatakan Jantung pun Berpikir" menjelaskan
bagaimana jantung pun berpengaruh terhadap emosi dan perasaan
seseorang, dan bagaimana jantung di juluki sebagai "little brain -- otak
dengan ukuran kecil". Bersama-sama dengan aktivitas paru-paru serta
sistem saraf periferal yang kesemuanya berada di dalam dada, menjadi
salah satu metode yang paling populer untuk mendeteksi kebohongan.
Facial analysis - tanda-tanda keingkaran di wajah
[22:72]
Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang,
niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang
kafir itu (ta'rifu fi wujuuhi alladziina kafaruu l-munkara).
Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat
Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu
yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?". Allah telah
mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali.
Allah
dengan jelas mengatakan melalui Al-Qur'an surah Al-Hajj ayat 72 di atas
: "ta'rifu fi wujuuhi alladziina kafaruu l-munkara" -- "kamu akan
mengenali pada wajah orang-orang kafir itu keingkaran". Tanda-tanda
keingkaran atau kebohongan menurut Al-Qur'an dapat di lihat pada wajah
seseorang. Saat ini, salah satu metode untuk mendeteksi kebohongan
adalah melalui analisa wajah, baik dengan cara menganalisa
mikro-ekspresi yang terjadi dengan cara pengolahan citra terhadap suatu
video seseorang yang ingin di deteksi kebohongannya, ataupun dengan
teknik Facial EMG (electromyography), yaitu suatu teknik mengukur
aktivitas otot wajah dengan cara mendeteksi dan memperkuat impuls
elektrik lemah yang dihasilkan oleh jaringan otot wajah ketika
berkonstraksi.
Di
ambil dari Liar, Liar, Face on Fire | DiscoverMagazine.com, ilmuwan
Marian Stewart Bartlett meyakini bahwa jika seseorang berbohong, hal
tersebut akan terlihat di wajahnya, namun karena ekspresi nya begitu
cepat, sehingga sebagian orang tidak menyadari dan melewatkannya.
Ekspresi yang seperti itu dinamakan mikro-ekspresi dan menjadi dasar
bagi penelitian Marian Stewart Bartlett dan koleganya. Mengutip dari web
tersebut, dikatakan :
"Polygraph
lie detectors are notoriously unreliable: 10 percent of liars pass, and
20 percent of truth tellers fail. But the real truth is written all
over your face, says cognitive scientist Marian Stewart Bartlett, at the
Institute for Neural Computation in San Diego. Every emotion a person
feels elicits an involuntary facial expression, but often just for a
split second. When someone tries to cover those emotions, the expression
passes so quickly most people miss it."
Ke-efektifan
dari menganalisa mikro-ekspresi ini pun di akui oleh berbagai pihak
lain, antara lain seperti terungkap di dalam artikel Lying is exposed by
micro-expressions we can't control dengan judul "Lying is exposed by
micro-expressions we can't control - Research into tiny muscle movements
proves useful in anti-terror investigations"
Speech analysis - tanda-tanda dari tekanan suara
[47:29] Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
[47:30]
Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu
sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya.
Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan
mereka (lahni l-qawli) dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.
Kali
ingin Allah melalui Al-Qur'an surah Muhammad ayat 29-30 di atas
menyatakan bahwa "lahni l-aqwli" juga dapat digunakan sebagai
tanda-tanda kebohongan seseorang. "lahni l-qawli" ini secara literal
berarti "nada atau tekanan suara". Sekali lagi, apa yang diinformasikan
Al-Qur'an 15 abad yang lalu ini menjadi salah satu metode yang digunakan
saat ini untuk mendeteksi kebohongan, terutama di dalam industri
Asuransi, karena keunggulan metode ini adalah analisa kebohongan dapat
dilakukan tanpa perlu bertatap muka langsung dengan orang yang ingin di
deteksi, misalnya melalui pembicaraan telepon.
Dikutip
dari web Detecting deception, May 2011 - POST Note - UK Parliament
mengenai penerapan metode analisa suara sebagai pendeteksi kebohongan di
Inggris, sebagai berikut :
Speech
pattern and language analysis have been used since the 1960s to attempt
to detect deception. Modern approaches use computers to model aspects
of speech such as pitch, frequency, intensity and micro tremors and to
detect minute variations in the voice thought to signal lying. One
feature of voice analysis is that it can be done over the telephone and
thus may be used covertly. The technology is used in the banking and
insurance industries to assess the likelihood that customers are telling
the truth. Computer programmes record responses to control questions,
look for variations in speech when operators probe claims with relevant
questions to detect possible deception, and assign the caller a risk
profile. The operator can then take further action if necessary.
Meskipun
akurasinya saat ini tidak lebih baik dari metode-metode pendeteksi
kebohongan yang lain, namun penyempurnaan program penganalisa suara ini
di yakini mampu membawa metode ini ke tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Mitchell S. Sommers, Professor Psikologi di Washington University in
St.Louis, di dalam web Research casts doubt on voice-stress lie
detection technology | Newsroom | Washington University in St. Louis,
menjelaskan mengenai kemungkinan tersebut, dimana untuk saat ini, metode
ini cukup efektif diterapkan untuk beberapa tingkat tekanan atau stress
dari orang yang ingin di deteksi perkataannya. Dikatakan bahwa :
“Voice-stress
analysis is fairly effective in identifying certain variations in
stress levels in human speech, but high levels of stress do not
necessarily correlate with deception,” Sommers said. “It may someday be
possible to refine voice-stress analysis so that it is capable of
distinguishing among various sources of stress and accurately
identifying those that are directly related to deception. However, all
the research that I’ve seen thus far suggests that it’s wishful
thinking, at best, to suggest that current voice-stress analysis systems
are capable or reliably detecting deception.”
No comments:
Post a Comment