Posted by Unknown at 5:21 AM
Read our previous post
Banyak hal yang menyebabkan seseorang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Kebanyakan orang bunuh diri lantaran permasalahan yang pelik sehingga mereka tidak kuat menahan, hingga mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Namun tak sedikit juga orang melakukan bunuh diri lantaran hal sepele, dan kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang belum dewasa alias masih anak-anak. Padahal, masalah yang dihadapinya tidak terlalu rumit, sangat disayangkan mereka mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Berikut 4 peristiwa bunuh diri lantaran hal-hal sepele.
1. Tak dibelikan sepeda baru
Seorang bocah perempuan berinisial RR (11), memilih mengakhiri
hidupnya dengan gantung diri di rumahnya, Jalan Kharuddin Nasution,
RT01/RW03, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru,
Provinsi Riau.
Ibu kandungnya, Murniati (40), seorang pembantu rumah tangga ini mengatakan, penyebab korban bunuh diri karena permintaannya untuk dibelikan sepeda baru tidak dipenuhi. Padahal, janda empat anak itu baru saja membelikan sepeda baru.
"Beberapa hari yang lalu. Dia (korban) minta dibelikan sepeda. Saya belikan sepeda bekas. Namun, tidak cocok karena ketinggian. Dia minta belikan yang baru. Saya belikan. Namun, belum saya bilang. Rencananya, hari ini saya mau kasih sepeda itu. Sudah saya pesan tadi saat saya mau pergi kerja. Tapi, dia sudah meninggal," ungkap Ibunda sembari menghapus air mata kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin (23/9) kemarin.
Kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh adik kandung korban sekitar pukul 10.00 WIB. Melihat hal itu, adik kandung korban lalu memberitahu kakak korban Vika. "Kemudian saya langsung ke rumah. Awalnya saya tak percaya, ternyata benar. Kemudian saya panggil pekerja bangunan. Sempat dilarikan ke RS Mesra," ujarnya.
Ibu kandungnya, Murniati (40), seorang pembantu rumah tangga ini mengatakan, penyebab korban bunuh diri karena permintaannya untuk dibelikan sepeda baru tidak dipenuhi. Padahal, janda empat anak itu baru saja membelikan sepeda baru.
"Beberapa hari yang lalu. Dia (korban) minta dibelikan sepeda. Saya belikan sepeda bekas. Namun, tidak cocok karena ketinggian. Dia minta belikan yang baru. Saya belikan. Namun, belum saya bilang. Rencananya, hari ini saya mau kasih sepeda itu. Sudah saya pesan tadi saat saya mau pergi kerja. Tapi, dia sudah meninggal," ungkap Ibunda sembari menghapus air mata kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin (23/9) kemarin.
Kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh adik kandung korban sekitar pukul 10.00 WIB. Melihat hal itu, adik kandung korban lalu memberitahu kakak korban Vika. "Kemudian saya langsung ke rumah. Awalnya saya tak percaya, ternyata benar. Kemudian saya panggil pekerja bangunan. Sempat dilarikan ke RS Mesra," ujarnya.
2. Orang tua nikah lagi
DMS, siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Kecamatan Jogorogo, Kabupaten
Ngawi, Jawa Timur, nekat mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara minum
kopi yang telah dicampur racun potas. Setelah mengetahui ayahnya akan
menikah dengan wanita lain.
"Dia sebelumnya mengirim SMS ingin mati menyusul ibu dan kakaknya. Hal itu ia lakukan karena ia menilai ayahnya sudah tidak sayang lagi dengan dirinya, dan mau menikah lagi," kata rekan korban, Siti Toyibah Kamis (15/11) tahun lalu.
Terpisah, Kepala Satuan Reskrim Polres Ngawi AKP Budi Santoso membenarkan kesaksian rekan korban tersebut. Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan mulut yang mengeluarkan busa.
"Aksi bunuh diri oleh korban dilakukan pada Rabu (14/11) malam. Ia ditemukan neneknya sudah dalam keadaan membiru, dan mulutnya mengeluarkan busa di ruang tamu. Selama ini ia memang tinggal dengan neneknya," kata Budi.
Budi menceritakan, ketika sang nenek pertama kali mengetahui cucunya, segera meminta bantuan tetangga dan langsung membawa korban ke puskesmas setempat. Namun nyawa korban tidak terselamatkan, karena kondisinya sudah parah saat dibawa layanan kesehatan.
"Dia sebelumnya mengirim SMS ingin mati menyusul ibu dan kakaknya. Hal itu ia lakukan karena ia menilai ayahnya sudah tidak sayang lagi dengan dirinya, dan mau menikah lagi," kata rekan korban, Siti Toyibah Kamis (15/11) tahun lalu.
Terpisah, Kepala Satuan Reskrim Polres Ngawi AKP Budi Santoso membenarkan kesaksian rekan korban tersebut. Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan mulut yang mengeluarkan busa.
"Aksi bunuh diri oleh korban dilakukan pada Rabu (14/11) malam. Ia ditemukan neneknya sudah dalam keadaan membiru, dan mulutnya mengeluarkan busa di ruang tamu. Selama ini ia memang tinggal dengan neneknya," kata Budi.
Budi menceritakan, ketika sang nenek pertama kali mengetahui cucunya, segera meminta bantuan tetangga dan langsung membawa korban ke puskesmas setempat. Namun nyawa korban tidak terselamatkan, karena kondisinya sudah parah saat dibawa layanan kesehatan.
3. Gara-gara uang Rp 150 ribu
Subhan Fadilah mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tower BTS di
Kebon Jeruk, Jakarta Barat rupanya karena masalah sepele. Pelajar SMP
berusia 14 tahun itu bunuh diri karena kesal tidak diberi uang oleh
ibunya.
"Sebelum naik tower, anak itu minta duit ke ibunya sekitar Rp 150 ribu untuk benerin motor tapi nggak dikasih," kata Matali Mursidi (70) saat ditemui di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (11/4). Matali adalah ketua RW di Jalan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, tempat Subhan tinggal.
Kesal permintaannya tidak dituruti, Subhan kemudian naik ke tower yang tak jauh dari kediamannya. Matali mengatakan, Subhan memanjat sampai puncak yang tertinggi.
"Kita semua teriak-teriak. Eh pas bapaknya baru nyusul 5 meter, anak itu udah terjun," tambahnya.
Subhan tak langsung tewas. Dia masih sempat dilarikan ke RS Medika Permata Hijau. Namun karena luka-lukanya parah, Subhan meninggal di rumah sakit.
"Kakinya patah dua-duanya. Tangan kirinya patah dan luka di wajah sebelah kiri," tandas Matali.
"Sebelum naik tower, anak itu minta duit ke ibunya sekitar Rp 150 ribu untuk benerin motor tapi nggak dikasih," kata Matali Mursidi (70) saat ditemui di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (11/4). Matali adalah ketua RW di Jalan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, tempat Subhan tinggal.
Kesal permintaannya tidak dituruti, Subhan kemudian naik ke tower yang tak jauh dari kediamannya. Matali mengatakan, Subhan memanjat sampai puncak yang tertinggi.
"Kita semua teriak-teriak. Eh pas bapaknya baru nyusul 5 meter, anak itu udah terjun," tambahnya.
Subhan tak langsung tewas. Dia masih sempat dilarikan ke RS Medika Permata Hijau. Namun karena luka-lukanya parah, Subhan meninggal di rumah sakit.
"Kakinya patah dua-duanya. Tangan kirinya patah dan luka di wajah sebelah kiri," tandas Matali.
4. Minta motor Ninja
Seorang pemuda bernama Jamal, warga Kampung Nalagati RT 05/05,
Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang ditemukan tewas tergantung di
plafon kamar mandi rumahnya, Selasa (20/8). Belum diketahui penyebabnya.
Berdasarkan keterangan salah seorang keluarganya, pemuda yang bekerja
sebagai petugas kebersihan tersebut sudah menghilang sejak Minggu (18/8)
2012 lalu.
Diding, warga setempat mengatakan, penemuan jasad Jamal sekitar pukul 10.30 WIB saat itu salah satu anggota keluarganya masuk kamar mandi dan menemukan korban sudah menggantung di plafon kamar mandi. Penemuan itu pun langsung heboh dan menyebar ke masyarakat hingga dilaporkan ke Polsek Panongan.
"Sebelumnya sih informasi warga dia sempat minta motor Ninja ke orangtuanya setelah motornya hilang dicuri saat bulan puasa kemarin, katanya.
Tidak lama petugas pun tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan langsung melakukan pemeriksaan. Menurut Diding, korban dikenal baik dengan warga sekitar dan malam Minggu kemarin masih terlihat mengobrol dengan warga sekitar.
"Orangnya baik dan dia bekerja sebagai petugas kebersihan di Citra Raya. Jasad korban juga sudah dibawa keluarganya," katanya.
Diding, warga setempat mengatakan, penemuan jasad Jamal sekitar pukul 10.30 WIB saat itu salah satu anggota keluarganya masuk kamar mandi dan menemukan korban sudah menggantung di plafon kamar mandi. Penemuan itu pun langsung heboh dan menyebar ke masyarakat hingga dilaporkan ke Polsek Panongan.
"Sebelumnya sih informasi warga dia sempat minta motor Ninja ke orangtuanya setelah motornya hilang dicuri saat bulan puasa kemarin, katanya.
Tidak lama petugas pun tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan langsung melakukan pemeriksaan. Menurut Diding, korban dikenal baik dengan warga sekitar dan malam Minggu kemarin masih terlihat mengobrol dengan warga sekitar.
"Orangnya baik dan dia bekerja sebagai petugas kebersihan di Citra Raya. Jasad korban juga sudah dibawa keluarganya," katanya.
No comments:
Post a Comment