Posted by Unknown at 5:24 AM
Read our previous post
Segala hal di seputar selangkangan memang selalu menarik
diperbincangkan. Setiap sesuatu yang berkaitan dengan seks pasti selalu
menarik. Sebagaimana sesuatu yang dilarang biasanya justru mengundang
rangsangan untuk dicari tahu.Mungkin karena itulah manusia berusaha mengabadikan segala hal yang berhubungan dengan seks, termasuk dengan membangun museum.
Di beberapa negara ada museum-museum yang khusus menyimpan benda-benda di seputar selangkangan dan sekitarnya. Apa saja museum-museum yang dimaksud? Simak ulasannya seperti dilansir odee.com berikut ini.
1. Museum Penis
Museum Phallologi di Kota Reykjavik Islandia ini
merupakan museum yang mengkoleksi sekitar 280 penis atau alat kelamin
laki-laki/jantan setiap hewan mamalia di Islandia.
Museum ini didirikan pada 1997 oleh seorang mantan guru bernama Sigur?ur Hjartarson dan dia juga sekaligus menjadi direkturnya. Pada Juli 2006 museum ini telah memiliki 245 sampel penis hewan yang diawetkan, termasuk hewan-hewan langka hampir punah di perairan Islandia.
Kini museum ini dikelola oleh putra Hjartarson yakni Hj?rtur G?sli Sigur?sson. Museum yang dikunjungi sekitar sebelas ribu orang ter tahunnya ini mempunyai koleksi penis hewan dari yang berukuran 2 milimeter (hamster) hingga 170 sentimeter (paus biru).
Museum ini didirikan pada 1997 oleh seorang mantan guru bernama Sigur?ur Hjartarson dan dia juga sekaligus menjadi direkturnya. Pada Juli 2006 museum ini telah memiliki 245 sampel penis hewan yang diawetkan, termasuk hewan-hewan langka hampir punah di perairan Islandia.
Kini museum ini dikelola oleh putra Hjartarson yakni Hj?rtur G?sli Sigur?sson. Museum yang dikunjungi sekitar sebelas ribu orang ter tahunnya ini mempunyai koleksi penis hewan dari yang berukuran 2 milimeter (hamster) hingga 170 sentimeter (paus biru).
2. Museum Menstruasi
Museum ini terletak di Ibu Kota Washington D.C,
Amerika Serikat. Museum ini didirikan untuk menyimpan benda-benda ritual
menstruasi dan seputar budaya menstruasi.
Pengunjung museum ini bisa menyaksikan perkembangan alat-alat yang digunakan kaum wanita ketika mereka mengalami haid, seperti celana dalam khusus sebagai pembalut.
Di museum ini juga pengunjung bisa membaca brosur yang menjelaskan tentang sejarah dan filosofi alat-alat yang digunakan sebagai pembalut kala kaum perempuan mengalami menstruasi.
Pengunjung museum ini bisa menyaksikan perkembangan alat-alat yang digunakan kaum wanita ketika mereka mengalami haid, seperti celana dalam khusus sebagai pembalut.
Di museum ini juga pengunjung bisa membaca brosur yang menjelaskan tentang sejarah dan filosofi alat-alat yang digunakan sebagai pembalut kala kaum perempuan mengalami menstruasi.
3. Museum Seks
Museum seks bernama Venustempel ini terletak di
Ibu Kota Amsterdam, Belanda. Museum yang sudah berdiri selama 20 tahun
ini memiliki beragam koleksi unik dan menarik yang berkaitan dengan
seksualitas.
Pengunjung museum bisa menyaksikan ratusan foto lawas nan langka, serta benda-benda terkait seks, termasuk patung-patung.
Selain itu pengunjung juga bisa mendengarkan suara lenguhan nikmat perempuan yang tengah bercinta melalui langit-langit gedung museum.
Museum ini buka setiap hari dari pukul 09.30 hingga 23.30 waktu setempat.
Hanya mereka berusia di atas 16 tahun boleh masuk ke museum ini dan
pengunjung dikenakan biaya tiket Rp 60 ribu (empat euro).
Di museum-museum lain Anda mungkin harus menanyakan di mana letak toilet jika ingin buang hajat. Tapi di museum ini Anda dikelilingi berbagai macam bentuk toilet.
Sejumlah toilet yang menjadi koleksi museum ini berasal dari kakus awal abad ke-19. Bahkan ada juga kertas toilet berasal dari tahun 1800-an.
Toilet-toilet yang ada di museum ini terbuat dari berbagai macam bahan seperti porselen dan kayu.
Kini museum ini dikelola oleh putra Manoog, Russ Manoog.
Pengunjung museum bisa menyaksikan ratusan foto lawas nan langka, serta benda-benda terkait seks, termasuk patung-patung.
Selain itu pengunjung juga bisa mendengarkan suara lenguhan nikmat perempuan yang tengah bercinta melalui langit-langit gedung museum.
Museum ini buka setiap hari dari pukul 09.30 hingga 23.30 waktu setempat.
Hanya mereka berusia di atas 16 tahun boleh masuk ke museum ini dan
pengunjung dikenakan biaya tiket Rp 60 ribu (empat euro).
4. Museum Toilet
Museum terletak di Worcester, Amerika Serikat ini, memuat sejarah tentang kakus sebagai sarana buang kotoran manusia. Museum ini dibangun pada 1979 oleh Charles Manoog, seorang distributor kakus pada masanya.
Di museum-museum lain Anda mungkin harus menanyakan di mana letak toilet jika ingin buang hajat. Tapi di museum ini Anda dikelilingi berbagai macam bentuk toilet.
Sejumlah toilet yang menjadi koleksi museum ini berasal dari kakus awal abad ke-19. Bahkan ada juga kertas toilet berasal dari tahun 1800-an.
Toilet-toilet yang ada di museum ini terbuat dari berbagai macam bahan seperti porselen dan kayu.
Kini museum ini dikelola oleh putra Manoog, Russ Manoog.
No comments:
Post a Comment