Posted by Unknown at 4:39 AM
Read our previous post
Baru-baru ini surat kabar the Washington Post menerbitkan laporan tentang perilaku sosial di berbagai negara. Jajak pendapat bernama World Value Survey itu menampilkan data-data dari negara-negara yang warganya dianggap rasis dan toleran.
Menurut survei yang diterbitkan Juni lalu itu Inggris menjadi negara paling toleran di antara negara lain.
Laporan itu sesuai dengan studi terhadap 80 negara dalam tiga dekade terakhir yang menyebutkan Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia termasuk negara yang paling bisa menerima kebudayaan lain dan paling toleran.
Survei diterbitkan Washington Post itu menanyakan kepada sejumlah individu tentang orang seperti apa yang mau mereka terima untuk hidup berdampingan.
Menurut peneliti, masyarakat yang individunya tidak mau hidup berdampingan dengan ras lain maka dianggap rasis.
Negara mana sajakah yang termasuk paling rasis menurut survei itu? Berikut ulasannya seperti dilansir surat kabar the Daily Mail.
1. Yordania
Menurut jajak pendapat World Value Survey,
sebanyak 51,4 persen dari jumlah 6,5 juta penduduk Yordania menolak
hidup berdampingan dengan ras lain.
Negara pendiri Liga Arab ini termasuk negara tingkat ekonomi menengah-atas. Yordania berbatasan dengan Arab Saudi di sebelah utara dan timur, Irak di sebelah timur laut, Suriah di sebelah utara, Palestina dan Israel di sebelah Barat.
Karena berada di Timur Tengah yang secara geopolitik selalu mengalami gejolak, Yordania kerap menjadi negara tujuan pengungsi dari negara-negara tetangganya.
Negara pendiri Liga Arab ini termasuk negara tingkat ekonomi menengah-atas. Yordania berbatasan dengan Arab Saudi di sebelah utara dan timur, Irak di sebelah timur laut, Suriah di sebelah utara, Palestina dan Israel di sebelah Barat.
Karena berada di Timur Tengah yang secara geopolitik selalu mengalami gejolak, Yordania kerap menjadi negara tujuan pengungsi dari negara-negara tetangganya.
2. India
Survei World Value menyatakan dari 1,2 miliar
penduduk India, sebanyak 43,5 persen dinilai menolak hidup berdampingan
dengan ras lain.
Negeri Sungai Nil yang merdeka pada 1947 ini dikenal dengan peradaban kebudayaannya yang cukup mendunia. Namun ternyata hal itu belum cukup untuk membuat warga India bisa menghargai ras lain.
India merupakan negara terbesar kedua penduduknya setelah China. Dengan banyaknya penduduk itu masalah ras menjadi hal yang "lumrah". Belum lagi masalah perbedaan keyakinan.
Negeri Sungai Nil yang merdeka pada 1947 ini dikenal dengan peradaban kebudayaannya yang cukup mendunia. Namun ternyata hal itu belum cukup untuk membuat warga India bisa menghargai ras lain.
India merupakan negara terbesar kedua penduduknya setelah China. Dengan banyaknya penduduk itu masalah ras menjadi hal yang "lumrah". Belum lagi masalah perbedaan keyakinan.
3. Malaysia
Dalam catatan World Value Survey sebanyak 20 hingga 39,9 persen rakyat Malaysia termasuk rasis.
Di Malaysia sendiri ada tiga etnis besar yang selama ini kerap bersinggungan dalam masalah sosial. Etnis Melayu menjadi yang terbesar, diikuti China, dan India.
Namun selama ini dari segi ekonomi dan pendidikan etnis Melayu atau bumiputera masih kalah dari etnis China.
Karena itulah Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bulan lalu mengumumkan kebijakan yang akan mengistimewakan etnis Melayu di lapangan pekerjaan dan perumahan.
"Malaysia tidak akan sanggup mencapai target pembangunan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2020 jika etnis terbesar (Melayu) diabaikan dalam partisipasi ekonomi," kata dia dalam siaran televisi di Universitas Teknologi Mara, seperti dilansir surat kabar the Wall Street Journal, Ahad (15/9).
Kebijakan baru ini kembali mengingatkan peristiwa empat dekade lalu saat etnis Melayu marah dengan banyaknya etnis China lebih kaya. Kerusuhan itu menyebabkan banyak korban tewas dan sejumlah bangunan terbakar.
Di Malaysia sendiri ada tiga etnis besar yang selama ini kerap bersinggungan dalam masalah sosial. Etnis Melayu menjadi yang terbesar, diikuti China, dan India.
Namun selama ini dari segi ekonomi dan pendidikan etnis Melayu atau bumiputera masih kalah dari etnis China.
Karena itulah Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bulan lalu mengumumkan kebijakan yang akan mengistimewakan etnis Melayu di lapangan pekerjaan dan perumahan.
"Malaysia tidak akan sanggup mencapai target pembangunan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2020 jika etnis terbesar (Melayu) diabaikan dalam partisipasi ekonomi," kata dia dalam siaran televisi di Universitas Teknologi Mara, seperti dilansir surat kabar the Wall Street Journal, Ahad (15/9).
Kebijakan baru ini kembali mengingatkan peristiwa empat dekade lalu saat etnis Melayu marah dengan banyaknya etnis China lebih kaya. Kerusuhan itu menyebabkan banyak korban tewas dan sejumlah bangunan terbakar.
4. Indonesia
Survey yang diterbitkan koran the Washington
Post itu menyebutkan sebanyak 30-39,9 persen penduduk Indonesia termasuk
kategori rasis.
Dalam hal rasisme, Indonesia tidak berbeda jauh dengan kondisi di Malaysia, di mana etnis China dipandang lebih sukses dari segi ekonomi dan pendidikan hingga membuat warga etnis lain iri.
Peristiwa kerusuhan Mei 1998 menjadi catatan kelam dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Ketika itu sebagian besar korban kerusuhan merupakan etnis China.
Negara mayoritas muslim ini dikenal sebagai negara kaya minyak kedua di dunia dan menerapkan ajaran Islam ketat berpaham Wahabi.
Saudi berbatasan dengan Yordania dan Irak di sebelah utara, Kuwait di sebelah timur laut, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, Oman di sebelah tenggara, dan Yaman di selatan.
Di Saudi kini sedikitnya ada sebanyak sembilan juta warga asing terdaftar dan dua juta lagi imigran ilegal.
Dalam hal rasisme, Indonesia tidak berbeda jauh dengan kondisi di Malaysia, di mana etnis China dipandang lebih sukses dari segi ekonomi dan pendidikan hingga membuat warga etnis lain iri.
Peristiwa kerusuhan Mei 1998 menjadi catatan kelam dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Ketika itu sebagian besar korban kerusuhan merupakan etnis China.
5. Arab Saudi
Dari 29,1 juta penduduk Arab Saudi ada30-39,9 persen warga yang dianggap rasis.Negara mayoritas muslim ini dikenal sebagai negara kaya minyak kedua di dunia dan menerapkan ajaran Islam ketat berpaham Wahabi.
Saudi berbatasan dengan Yordania dan Irak di sebelah utara, Kuwait di sebelah timur laut, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, Oman di sebelah tenggara, dan Yaman di selatan.
Di Saudi kini sedikitnya ada sebanyak sembilan juta warga asing terdaftar dan dua juta lagi imigran ilegal.
No comments:
Post a Comment